Wednesday, April 22, 2015

ORGANISASI ATAU PENGAKSESAN FILE


Image result for file
Element pokok perancangan system akses adalah cara record-record diorganisasikan atau distrukturkan.
Beberapa kriteria umum untuk pemilihan organisasi file adalah [WIE-87]
• Redudansi yang kecil
• Pengaksesan yang cepat
• Kemudahan dalam memperbaharui
• Pemeliharaan yang sederhana pile
• Kehandalan yang tinggi 

Terdapat enam organisasi dasar, kebanyakan organisasi file system termasuk salah satu atau kombinasi kategori-kategori ini. Enam organisasi pengaksesan file secara dasar adalah sebagai berikut :
1. File pile (pile file)
2. File sekuen (sequential file)
3. File sekuen berindeks (indexed-sequenstial file)
4. File berindek majemuk (multiple-indexed file)
5. File ber-hash (hashed file)
6. File cincin (multiring file)

Namun disini saya hanya akan membahas beberapa diantaranya saja,diantaranya.
1.file pile
2.file sekuen berindek (indexed squential file)
3.file berhash (hashed of direct file)

Kita masuk ke pembasahan.

     PILE FILE
Pembahasan struktur file diketahui bahwa struktur dasar paling dasar sebuah file adalah pile dan file sekuensial. File pile atau file tumpukan merupakan struktur paling sederhana. Struktur ini jarang digunakan secara praktis tapi merupakan basis evaluasi struktur-struktur lain.
Properti struktur pile
Data tidak akan dianalisis, dikategorikan, atau harus memenuhi definisi atau ukuran field tertentu
Panjang rekord dapat bervariasi dan elemen-elemen data tidak perlu serupa.
Karakteristik struktur pile
Biasanya data ditumpuk secara kronologis
Tidak ada keterkaitan antara ukuran file, record, dan blok
Elemen data dapat beragam, dapat berbeda untuk tiap record ( berisi attribut lain ).
Data harus disimpan secara lengkap beserta nama attributnya, tidak Cuma nilai atributnya.
‘Komponen file pile hanya berisi data’
Struktur dan pengaksesan
Rekord berelasi dengan suatu objek atau kejadian di dunia nyata. Rekord berisi elemen-elemen ( field-field) data dan tiap elemen data perlu mempunyai identifikasi. Identifikasi pada pile adalah berupa nama atribut secara ekplisit. Misalnya: Tinggi = 163, Dimana, nilai elemen data adalah 163 dan nama deskripsi adalah tinggi. Tiap elemen data di pile berbentuk tuple dua komponen disebut pasanagn nama atribut – nilai atribut ( atribute name – value atribute ).
    Format record
Sejumlah pasangan untuk mendefinisikan objek dan mengasosiasikan data dengan objek. Contoh :
|nama=Nurman,jurusan=IF,alamat=Sadang Serang 64, umur=24, tinggi=163.
ketika informasi akan diambil, pemilihan record dengan menspesifikasikan di argumen pencarian.

     Penggunaan file pile
File pile merupakan struktur dasar dan tak berstruktur. Struktur ini memberikan fleksibilitas penuh. Struktur ini menggunakan ruang penyimpanan dengan baik saat data berukuran dan berstruktur beragam. Struktur ini sangat jelek untuk pencarian record tertentu. Berbagai penggunaan dari file pile, diantaranya :
File-file sistem
File log ( mencatat kegiatan )
File-file penelitian / medis
Config.sys

     Parameter filenya
1.R: Ukuran record yang akan disimpan dalam file Pile
2.TF: Waktu yang dibutuhkan untuk mengambil(fetch) satu record
3.TN: Waktu untuk mendapatkan satu record berikutnya
4.TI: Waktu insert satu record
5.TU: Waktu update satu record
6.Tx: Waktu pembacaan seluruh record
7.TY: Waktu reorganisasi file

• Record Size (R) , record size
  - R = a’(A+V+2) ,
  - dimana:
    a’ = rata-rata jumlahatribut
    A = ukuran rata-rata atribut(field)
    V = ukuran rata-rata nilai
    2 = nilai separator/ konstanta untuk pemisah antar field dan antar record

• Fetch Record (TF)
  - Data tidak tersusun baik, maka TF relatif tinggi
  - Record dicari secara serial, blok per blok atau record per record (jumlah record yang ada)
  - TF = 1/2b (B/t’) atau TF= 1/2n (R/t’)
  - Dimana:
    TF = waktu pengambilan record tertentub= jumlahblokdipile
    B  = ukuran blo kn= jumlah record
    R  = ukuran record t’= bulk transfer time

•  Get next Record (TN)
   Tidak ada pengurut anda lampile, TN = TF

• Insert Time (TI)
  - Record barudisimpandiakhirfile
  - TI = s + r + btt + Trw

• Update Time (TU)
  - Bila ukuran rekord tetap TU = TF + Trw
  - Bilaberubah TU = TF + Trw+ TI

• Baca seluruh File (Tx) = n TF = 2TF

• Reorganization Time (Ty)
  - Ty = (n+o) R/t’ + (n+o-d) R/t’
  - file akan bertambah dari n ke n+o-d
  
  o : jumlahrekordyang ditambahkan,o =n insert+ v
        n insert: jumlah record yang di insert
  V : jumlah record yang diupdate dengan menandai yang dideletedan menambah record baru.
  d : jumlah record yang ditandai untuk didelete

        INDEX SEQUENTIAL FILE
Index Sequential File merupakan perpaduan terbaik dari teknik sequential dan random file. Teknik penyimpanan yang dilakukan, menggunakan suatu index yang isinya berupa bagian dari data yang sudah tersortir. Index ini diakhiri denga adanya suatu pointer (penunjuk) yang bisa menunjukkan secara jelas posisi data yang selengkapnya. Index yang ada juga merupakan record-key (kunci record), sehingga kalau record key ini dipanggil, maka seluruh data juga akan ikut terpanggil. Untuk membayangkan penyimpanan dan pembacaan data secara sequential, kita bisa melihat rekaman lagu yang tersimpan pada kaset. Untuk mendengarkan lagu kelima, kita harus melalui lagu kesatu, dua, tiga dan empat terlebih dahulu.Pembacaan seperti inilah yang disebut sebagai sequential atau berurutan. Apabila lagu-lagu yang ada kemudian disimpan didalam compack-disk, maka untuk mendengar kan lagu yang kelima bisa langsung dilakukan (dibaca secara random). Disamping itu, dengan compack-disk juga bias dilakukan pembacaan secara berurutan atau sequential. Compack disk menyimpan lagu secara random. Untuk membayangkan penyimpanan data dengan menggunakan teknik index sequential ini, kita bisa melihat daftar isi pada sebuah buku. Pada bagian atas disebut sebagai index data yang berisi bagian dari data yang ada. Index data kemudian diakhiri dengan pointer yang menunjukkan posisi keseluruhan isi data. 
Keuntungan dari Index Sequential file
Sangat cocok untuk digunakan menyimpan batch data ataupun individual data. Dibanding sequential file, pemanggilan data menjadi lebih cepat.
Kelemahan dari Sequential file
Access (pemanggilan) data tidak bisa disamakan dengan random (direct access file). Memerlukan adanya ruangan extra didalam memory untuk menyimpan index data. Memerlukan adanya hardware dan software yang lebih kompleks. 

      HASHED FILE
Metode penempatan dan pencarian yang memanfaatkan metode Hash disebut hashing atau ‘Hash addressing’ dan fungsi yang digunakan disebut fungsi hashing / fungsi Hash. Fungsi hashing atau fungsi Hash inilah yang dapat menjadi salah satu alternatif dalam menyimpan atau mengorganisasi File dengan metode akses langsung. Fungsi Hash berupaya menciptakan “fingerprint” dari berbagai data masukan. Fungsi Hash akan mengganti atau mentransposekan data tersebut untuk menciptakan fingerprint, yang biasa disebut Hashvalue (nilai Hash). Hash value biasanya akan digambarkan sebagai suatu string pendek yang terdiri atas huruf dan angka yang terlihat random (data biner yang ditulis dalam notasiheksadesimal). Berkaitan dengan upayanya untuk menciptakan “fingerprint”, fungsi Hash digunakan juga pada algoritma enkripsi untuk menjaga integritas sebuah data.
Dalam konsepnya modern ini –selain digunakan pada penyimpanan data-, fungsi Hash adalah sebuah fungsi matematika, yang menerima masukan string yangpanjangnya sebarang, mengambil sebuah panjang variable dari string masukantersebut –yang disebut pre-image, lalu mekonversinkannya ke sebuah stringkeluaran dengan ukuran tetap (fixed), dan umumnya lebih pendek dari ukuran string semula, yang disebut message digest.
Pada penggunaan fungsi Hash, saat keadaan tertentu dapat terjadi tabrakan (coallision) pada home address yang dihasilkan.

Post a Comment

 
17.4A.33 © 2015 - Designed by Templateism.com