Friday, April 24, 2015

ORGANISASI PENGAKSESAN FILE

sistem operasi



A. SEQUENTIAL FILE


         Sequential File adalah file dengan organisasi urut. Data yang disimpan diurutkan berdasarkan urutan pemasukan data (urut berdasarkan nomor record). Data yang ditambahkan selalu menempati urutan berikutnya. 
         Sequential file adalah record yang disimpan dalam media penyimpanan sekunder komputer, yang dapat diakses secara berurutan mulai dari record pertama sampai dengan record terakhir. Record per record searah. Record terakhir adalah rekaman fiktif yang menandai akhir dari arsip. Sequential adalah sekumpulan record yang disimpan dalam media penyimpanan sekunder computer, yang dapat diakses secara berurutan mulai dari record pertama sampai record terakhir.
        Sequential file merupakan suatu cara ataupun suatu metode penyimpanan dan pembacaan data yang dilakukan secara berurutan. Dalam hal ini, data yang ada akan disimpan sesuai dengan urutan masuknya. Data pertama dengan nomor berapapun, akan disimpan ditempat pertama, demikian pula dengan data berikutnya yang juga akan disimpan ditempat berikutnya. Dalam melakukan pembacaan data, juga akan dilakukan secara berurutan, artinya, pembacaan akan dimulai dari data paling awal dan dilanjutkan dengan data berikutnya sehingga data yang dimaksud bisa diketemukan.
 
Keuntungan dari Sequential file
 
Keuntungan utama dari organisasi Sequential file adalah:
 
  1. Mengarsipkan desain adalah sederhana.
  2. Lokasi dari rekaman memerlukan hanyalah kunci rekaman.
  3. Ketika laju ke aktifan adalah tinggi,kesederhanaan dari mengakses cara membuat proses efisien.
  4. Media file murah seperti pita magnet dapat dipergunakan untuk menyimpan data.

Kelemahan dari Sequential file
 
Kelemahan utama dari organisasi Sequential file adalah:
 
  1. Memperbaharui memerlukan bahwa semua transaksi rekaman diurutkan pada urutan kunci rekaman.
  2. Satu berkas menguasai baru,secara fisik pisahkan dan eksklusif, selalu diciptakan sebagai hasil pembaharuan percontohan.
  3. Tambahan dan penghapusan dari rekaman tidak sederhana.

B. HASHED FILE
 
        Metode penempatan dan pencarian yang memanfaatkan metode Hash disebut hashing atau ‘Hash addressing’ dan fungsi yang digunakan disebut fungsi hashing / fungsi Hash. Fungsi hashing atau fungsi Hash inilah yang dapat menjadi salah satu alternatif dalam menyimpan atau mengorganisasi File dengan metode akses langsung. Fungsi Hash berupaya menciptakan “fingerprint” dari berbagai data masukan. Fungsi Hash akan mengganti atau mentransposekan data tersebut untuk menciptakan fingerprint, yang biasa disebut Hashvalue (nilai Hash). Hash value biasanya akan digambarkan sebagai suatu string pendek yang terdiri atas huruf dan angka yang terlihat random (data biner yang ditulis dalam notasiheksadesimal). Berkaitan dengan upayanya untuk menciptakan “fingerprint”, fungsi Hash digunakan juga pada algoritma enkripsi untuk menjaga integritas sebuah data.
          Dalam konsepnya modern ini –selain digunakan pada penyimpanan data-, fungsi Hash adalah sebuah fungsi matematika, yang menerima masukan string yangpanjangnya sebarang, mengambil sebuah panjang variable dari string masukantersebut –yang disebut pre-image, lalu mekonversinkannya ke sebuah stringkeluaran dengan ukuran tetap (fixed), dan umumnya lebih pendek dari ukuran string semula, yang disebut message digest.
        Pada penggunaan fungsi Hash, saat keadaan tertentu dapat terjadi tabrakan (coallision) pada home address yang dihasilkan. Yaitu saat munculnya nilai Hash yang sama dari beberapa data yang berbeda. Untuk mengantisipasi keadaan ini ada beberapa metode yang dapat digunakan, seperti perubahan fungsi Hash atau mengurangi perbandingan antara jumlah data yang tersimpan denganslot address yang tersedia. Hal-hal tersebut dapat meminimalisir tabrakan, tetapi tidak menghilangkannya. Kita tetap memerlukan collision resolution –sebuah prosedur untuk menempatkan data yang memiliki address yang sama.

C. MULTIPLE INDEX FILE
  1. Terdiri dari main file dan file-file index (file berindex majemuk).
  2. Tidak ada rantai overflow.
  3. Tidak dikenal konsep atribut kunci (tidak ada keterurutan berdasarkan atribut kunci).
  4. Pengubahan data langsung dilakukan terhadap main file.
  5. Format record dapat berupa name-value pair atau dapat berupa structured record.
  6. Index bersifat multiple index, dinamis, record anchored.
  7. Entri index terdiri dari atribut dan TID.
  8. Entri index terurut berdasarkan nilai atributnya.
  9. Next record diakses berdasarkan keterurutan entri pada index-nya.
  10. Tiap index dapat bersifat multilevel.
  11. TID pada index berisi alamat block dan posisi record.
  • Exhaustive vs partial index.
         Pada Multiple Index File (file berindex majemuk), pembaharuan dilakukan terhadap file utama bukan file overflow, karena record dicari lewat indeks, maka indeks harus dinamis. Begitu terjadi pembaharuan ( insert, update, delete) mka indeks-indeks diperbaharui mengikuti perubahan di file utama. Contoh : Indeks Dinamis adalah Indeks B-tree.
 
  • B-Tree
  1. BTree = Balanced Tree. 
  2. Perubahan pada main file berimplikasi terhadap index-nya.
  3. Struktur index menggunakan BTree.
  4. Blok – blok BTree harus dijaga agar memuat setengah dari fan out ratio-nya (effective fan out antara y/2 – y).
  5. Order Capacity = d
  6. Kapasitas minimum = d, dan maximum = 2d
  7. Khusus untuk root, kapasitas minimum = 1
  • Algoritma Penyisipan Btree
  1. Cari posisi yang sesuai bagi record baru, mulai dari root BTree.
  2. Jika tersedia space, sisipkan record baru sesuai urutan, jika tidak terjadi, overflow.
Jika terjadi overflow : 
  1. Split menjadi 2 node
  2. Pilih node tengah untuk naik ke level berikutnya
  3. Set pointer dari parent node ke child node

  • Algoritma Penghapusan Btree
  1. Menghapus node pada leaf dan tidak melanggar kapasitas minimum, maka record langsung dihapus tanpa mengubah struktur BTree.
  2. Menghapus node pada root dan tidak melanggar kapasitas minimum, maka ganti dengan 1 record dari leaf node kanan terkecil.
  3. Menghapus node (leaf dan root), dan melanggar kapasitas minimum, maka perbaiki dengan redistribusi record. Apabila redistribusi record mengakibatkan pelanggaran kapasitas minimum pada node lain, maka lakukan coalescing node.
  4. Contoh BTree dengan order capacity d = 2

Post a Comment

 
17.4A.33 © 2015 - Designed by Templateism.com